Moga makin tampan, lahir dan batin :)


Pagi ini di depan cermin, entah kenapa merasa de ja vu. Jadi inget nasehat seseorang tentang jerawat. Suatu masa, pernah ada percakapan begini diantara kakak beradik:

“ih, aku ga suka jerawatan, ga suka, ga suka. Mana banyak bekasnya lagi. Arghh”. Keluh di adik yang menginjak masa remajanya dan masih sangat performance oriented itu.

Si kakak dengan kalem mulai berceloteh.. “Kamu tuh ya.. harusnya bersyukur dikasih jerawatan. Itu artinya Allah ngasih kesempatan buat kamu biar jadi anak perempuan yang baik. Coba kalo kamu ga punya jerawatan, pasti kamu bakal centil, terus pake pakaian yang ga pantes mentang-mentang cantik, terus sering maen sana sini. Gini kan lebih bagus, kamu jadi lebih banyak di rumah. Liat nih Aa, jerawatan gini aja banyak yang suka, apa lagi ngga.. Makanya Aa dikasih jerawatan gini biar mikir kali supaya jadi laki-laki baik yang ga tebar pesona sana sini. Intinya, syukuri aja deh. Muka boleh jerawatan, asal hatinya aja yang ngga.. Allah tau yang terbaik buat hamba-Nya”.

Si adik terdiam, sibuk mencerna kalimat sang kakak satu-per satu.

Kini, 9 tahun kemudian, hikmah itu tersibak manis. Si adik mulai paham korelasi antara berjerawat dan syukur. Bahwa syukur dapat terekam baik pada apa-apa yang kita suka juga pada apa-apa yang tidak kita suka. Jadi kakak, ini nih adikmu yang meskipun luarnya berjerawat, tapi hatinya selalu berusaha diolesi obat biar ga sakit dan ga kotor. Sungguh, jaga hati itu ternyata lebih sulit daripada jaga muka. Beneran! By the way, terimakasih banyak yaa atas semua hikmah dan nasehatnya. Meski disampaikan dengan cara yang konyol dan dodol. Well, i really appreciate it. It’ll stay in the deep of my heart. *halah, lebay*
Ah iya, hari ini juga aku khususkan waktu untuk berdoa dalam-dalam *meskipun sebelumnya juga iya*. Tapi ini beneran khusus, untukmu Aa ku. Doa yang jelita nan rahasia. Ga perlu lah ya disebutkan satu-satu disini doanya. Yang jelas, sungguh, tak ada doa kecuali kebaikan yang mengakar dalam jiwa buatmu hei akang :D.
Ada jeda sedikit dalam doa itu A, berasa rindu yang menjalar sampai ujung kuku. Sudah berapa kali Ied ya kita ga ketemu? Saling canda, lepas tawa. Ya Allah… rindu..

Tapi, aku mulai tersadar, dunia ini hanyalah sebuah perantauan. Sama kaya Pelabuhan Ratu, Bogor, Depok, Sangatta dan Surabaya.. Cuma tempat singgah aja..

Semoga Allah pertemukan kita di jannah sana.. Semoga.. Semoga Allah ganti pertemuan kita yang singkat di dunia ini dengan berkumpulnya kita di tempat yang kekal sana..
Baik-baik yaa disana. Moga Allah jaga selalu dengan penjagaan-Nya yang tak pernah padam.
Barakallah fii umurik.
Moga makin tampan, lahir dan batin 🙂

 

Moga makin ngganteng, dalam ketaatan dan keshalihan :)

Moga makin ngganteng, dalam ketaatan dan keshalihan 🙂

 

ada peluk doa dari mama juga:)

 

Lelaki kuat nan tajam bashirahnya…


Thaahaa

Maa anzalna ‘alaikal qur’aana litasyqaa (Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah)

Illaa tadzkiratallimayyakhsyaa (tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

Tanziilammimman khalaqal ardha wassamaa waatil ‘ulaa (yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. )

Arrahmaanu ‘alal ‘arsyistawaa ((Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy)

Lahuumaa fissamaawaati wa maafilrdhi

wamaabainahumaa wamaa tahtatsaraa (Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.)

Wa intajhar bilqauli fainnahu ya’lamussirra wa akhfaa (Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi)

Allahu laa ilaaha illa huwa; lahul asmaa ul husnaa.. (Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik), )

 

Qur’an Surat Thaahaa: 1-8

Air mata berderaian di pelupuk pemuda gagah nan termasyhur dalam pergulatan di Pasar Ukaz itu kala membaca petikan Surat ini…Lalu Allah menerangi hatinya yang jernih dengan titik-titik cahaya keimanan. Maka setelah ia memeluk erat iman itu, bashirahnya tajam nan murni… Setidaknya, ada beberapa ayat yang diturunkan untuk mempertegas pendapat lelaki ini,. 1) Katanya: Rasulullah, sebaiknya istri-istri Anda itu mengenakan hijab, sebab yang berbicara kepada mereka ada orang yang baik, ada yang jahat.” Maka turun ayat hijab (Q.S 33: 32-33 dan 59). 2) Tatkala istri-istri Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul karena perasaan cemburu, lelaki ini berkata kepada mereka: Kalau kamu diceraikan mudah-mudahan Tuhan memberi ganti dengan istri-istri yang lebih baik, maka turun ayat ini (Q.S 66: 2-5).

Dan tentang akhlaknya ini, rasul terkasih bersabda tentangnya : “Allah telah menempatkan kebenaran di lidah dan di hati Umar”

Yap, dialah lelaki kuat yang tajam bashirahnya.. Umar Ibn Khathab..

 

Kini, sekuat apapun, tak akan ada lelaki yang Allah setujui pendapatnya dengan diturunkannya wahyu.. Tetapi sungguh saya yakin, masih ada lelaki sahaja yang dikaruniai bashirah tajam dalam nuraninya.. Setajam nurani Umar berkata.

🙂

 

 

 

Tuntaskan!!


Akhir-akhir ini selalu dibayangi sesuatu.. memikirkan hal yang seharusnya sudah terlaksana dengan baik. Hey, Come on. Apapun itu, kalau mau selesai tuntaskan, jangan melulu dipikirkan.

Kadang, kita tak perlu memikirkan apa yg selalu kita coba dengan keras pikirkan. Jalani saja dengan rasa yang terbimbing..

#HarapSemangat