Rangkuman Buku Menuju Jama’atul Muslimin (Hal. 205-273)


Ringkasan Buku Menuju Jama’atul Muslimin Hal. 205-273

Karya Hussain Bin Muhammad bin Ali Jabir , MA

 
IV. Rambu Keempat dalam Sirah Nabi SAW: Sirriyah dalam Kerja Membina Jama’ah
    Faktor2 yg menjamin keberlangsungan proses pembinaan jama’ah:
1.    Sirriyah dalam gerak pembinaan jama’ah
2.    Bersabar atas segala kesulitan
3.    Menghindari konfrontasi melawan kebatilan dalam dua tahap awal: PENYEBARAN dan TAKWIN.
Pengertian Sirriyah
Sirriyah dalam kerja membina jama’ah adalah batasan pengetahuan program kerja pada lingkungan kepemimpinan. Setiap individu tdk boleh mengetahui tugas agt lain tetapi harus mengetahui tugas pribadinya.
Sirriyah dalam amal Islami termasuk langkah yg pernah digariskan Rasulullah saw untuk dilalui para juru dakwah.
Jika jama’ah Islam berjalan diatas langkah2 Rasulullah saw, berarti jama’ah tsb berjalan diatas manhaj yang lurus, tapi jika menyimpang jama’ah tsb terancam kesesatan.

Contoh Sirriyah dalam kehidupan dakwah Rasulullah saw:
1.    Proses diturunkan Al-Qur’an kepada Rasul secara berangsur, kemudian kepada orang2 beriman.Ini dalil nyata bhw pemimpin menyimpan proker keseluruhan lalu menurunkannya kepada basis (qawa’id) secara bertahap dan sirriyah.
2.    Kisah hijrah Rasul ke Madinah al munawwarah. Ali bin Abi Thalib bertugas menjaga amanat dan barang-barang, Asma’ bin Abu Bakar bertugas mengurus makanan, Amir bin Fahirah memelihara kambing, Abdullah bin Abu Bakr mencari berita dan gerakan musuh, Abdullah bin Uraiqith bertugas menyediakan dua kendaraan dan petunjuk jalan. Masing-masing memiliki tugas khusus yang tidak berkaitan dengan tugas orang lain.
3.    Kisah sariyah (pasukan kecil) yg dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy untuk mengintai kaum Quraisy. Proker dipegang Rasulullah saw, bahkan Abdullah bin Jahsy sendiri tidak diberi tahu kecuali setelah berjalan jauh dari madinah (stlh membaca surat tertutup yg diperintahkan membukanya di tempat yg telah ditunjuk Rasulullah saw).

 

Kesalahan dalam memahami sirriyah
Banyak da’i yg keliru memahami sirriyah dlm kerja membina jama’ah. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Kelompok Pertama, menganggap ajaran2 Islam yg harus disyiarkan justru malah dirahasiakan.
Mereka tdk mau membicarakan tema dakwah dan menjauhi segala sesuatu yang mengarah kesana. Bahkan  ada yg mengingkari bentuk perwujudan Islam. Mereka meniru tradisi non Islami agar tdk dituduh fanatik serta menyembunyikan identitasnya sbg orang pergerakan. Menyembunyikan dakwah Islamiyah sbg fikrah dan ajaran, bukanlah termasuk prinsip sirriyah. Kita tdk boleh menyembunyikan ilmu,krn Allah telah mengambil janji dr para ahli ilmu agar menyampaikan ilmunya dan menjelaskan pd manusia. Firman Allah Q.S Ali Imran: 187:
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. “
Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu menyembunyikannya, maka Allah akan mengalunginya pada hari kiamat dengan kalung dari api.“
Hal ini diperkuat dengan ancaman Allah dalam Al-Qur’an Q.S Al-Baqarah: 159-160:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. “
Kelompok Kedua
Mereka yg mencampuradukkan  antara sesuatu yg harus dijelaskan dengan sesuatu yg harus dirahasiakan. Mereka “mengobral” segala sesuatu pada setiap tempat dan kepada siapa saja.
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). “ (Q.S An-Nisa: 83)
Mereka adalah org2 yg tidak disiplin. Jiwa mereka belum menyerap ajaran2 Islam, sementara akal merekabelum mengetahui isu dalam mengacaukan barisan dan akibat negatif yang  ditimbulkannya.
Kedua sikap diatas  merupakan bentuk kesalahan dalam memahami sirriyah. Menurut penulis, amal Islami terbagi menjadi 2: 1) Bagian bersifat struktural yg wajib dirahasiakan (tandzimi) dan 2) Bagian yg bersifat pemikiran (fikri) dan nilai (ruhi) yg harus dijelaskan sesuai program. Pembagian ini nampak jelas dalam kehidupan Rasulullah SAW (khususnya periode Makkah).

Pemahaman yang dangkal tentang sirriyah
Sirriyah a/ sifat yg lekat atau tak terpisahkan dari dakwah Rasulullah saw dlm semua tahapannya sepanjang kehidupan Rasulullah di Makkah dan di Madinah. Jika sifat sirriyah ini nampak jelas di Makkah, pd periode Madinah sifat ini lebih bnyk ditemukan dan lebih tertata rapi dikarenakan periode ini adalah tahapan perang dan jihad, sedangkan perang adalah tipu daya. Sepanjang periode Makkah bnyk peristiwa yg menunjukkan iltizam Rasul dan para sahabat pada sifat sirriyah ini:

  1. Darul Arqam bin Abil Arqam. Percakapan ketika menyebutkan rumah Arqam: “Kegiatan itu dilakukan di suatu tempat yang aman, tdk diketahui o/ kaum musyrikin.”
  2. Kisah pemukulan Abu Bakr oleh kaum musyrikin. Terjadi pada  akhir periode Mekah.  Penulis kitab Al-Bidayah menyebutkan riwayat dr Aisyah, ia berkata: Abu Bakar kelua, kemudian berkata, “Pergilah kpd Ummu Jamil binti Khaththab, tnykan kpdnya tentang Muhammad SAW. Lalu ibunya datang kpd Ummu Jamil seraya berkata,”Sesungguhnya Abu Bakar bertanya kepadamu tntg keadaan Muhammad bin Abdullah.” Ummu Jamil menjawab: “Aku tidak kenal Abu Bakr dan tidak kenal Muhammad, tetapi jika kamu menginginkan, aku datang bersamamu kepada anakmu.” Kemudian ia berkata “Ya”, maka berjalanlah Ummu Jamil bersamanya..
  3. Peristiwa masuk Islamnya Amr bin ‘Anbasahdan perintah Rasul kpdnya agr menyembunyikan keislamannya dan tetap berhubungan dg keluarga.
  4. Keislaman Abu Dzar dan cara berhubungan dg Rasul dgn menggunakan seorang pemberi isyarat yaitu Ali bin Abi Thalib. Jika ia melihat  sesuatu yang mencurigakan maka ia duduk ke tanah seperti orang yg sedang menuangkan air.
  5. Ketidaktahuan Umar bin Khaththab ttg masuk Islamnya adik perempuan dan iparnya . Terjadi pada akhir periode Mekah.
  6. Peristiwa Baiat Aqabah yg pertama dan kedua. Dilakukan secara amat rahasia pada akhir periode Mekah
  7. Peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dengan Abu Bakar yg berlangsung sangat rahasia. Peristiwa ini adalah penutup periode Makkiyah.

Adapun peristiwa yang menunjukkan adanya sifat sirriyah di Madinah banyak jumlahnya, karena periode ini merupakan masa jihad dan perang. Di periode ini Rasul memiliki aminu sirri (pemegang rahasia)  yaitu Hudzaifah bin al-Yaman al-’Abasi.

Kesimpulan Bab Sirriyah
Sirriyah merupakan “kotak” tempat menyimpan program amal jama’I dan tirai yg menutupi dan melindungi program tersebut. Rambu sirriyah ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para da’i  karena merupakan kunci keamanan yg akan melindungi amal jama’I dr intaian mata2 musuh. Para da’I jg harus mengetahui penggunaannya secara baik sesuai dgn tempat dan waktu.
“… Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara para penyanyang”
(Q.S Yusuf: 64)

V. Rambu Kelima dalam Sirah Nabi SAW: Bersabar atas Gangguan Musuh
Bersabar pada Tahapan Takwin
Kesabaran merupakan faktor terpenting disamping merupakan sunah Ilahiyah untuk melindungi jama’ah pada tahapan pembentukannya.
Fenomena Pengulangan Perintah Sabar
•    Sabar diperlukan  untuk membantu ketaatan dan menjauhi kemaksiatan
•    Sabar diperlukan ketika melakukan jihad yg berat di jln Allah & ketika mnghadapi kemenangan musuh
•    Sabar diperlukan ketika mnghadapi trlambtnya kemenangan dan panjangnya perjalanan.
Ayat makkiyah bnyk mengulang perintah sabar krn msh dlm periode awal dakwah (takwin). Hal ini menunjukkan pentingnya sifat ini dlm memelihara eksistensi jama’ah, perlunya sifat ini dimiliki oleh seluruh anggota jama’ah, terutama pd tahapan takwiniyah.

Dalil2 ttg Kesabaran Rasulullah & para sahabat dlm menghadapi gangguan
Kesabaran  yg dilakukan Rasulullah saw dan sahabat di Makkah.

Beratnya penyiksaan atas jiwa Rasulullah dan para sahabatnya
Beratnya beban tersebut diungkapkan Rasulullah sekembalinya dari thaif dlm munajat kpd Allah:
“Ya Allah, kami adukan kepada-Mu segala kelemahan, ketakberdayaan dan ketakmampuanku dalam menghadapi (kezaliman) manusia, wahai Dzat Yang Maharahman. Kepada siapa Engkau serahkan aku? Kepada musuh yang memusuhiku, atau kepada yang dekat yang Engkau kuasakan kepadaku? Aku tidak peduli, asal Engkau tidak memurkai aku. Aku yakin ampunan-Mu sangat luas dan tak terhingga. Aku berlindung dengan nur wajah-Mu yang menjadikan segala kegelapan terang benderang.”

VI. Rambu Keenam dalam Sirah Nabi SAW: Menghindari Medan Pertempuran
    Pengertian Menghindari Pertempuran
Fikrah menghindarkan jama’ah dari medan pertempuran dengan melakukan hijrah merupakan faktor yg dapatmemelihara angt jama’ah dr kekejaman Quraisy dan meloloskan diri dr penghancuran dan pemberangusan.
    Pentingnya rambu ini dalam melindungi Pembinaan jama’ah
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri[342], (kepada mereka) malaikat bertanya : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?.” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?.” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,” An-Nisa:97
    Pelaksanaan rambu ini dlm kehidupan Rasulullah saw
Hijrah ke Habasyah > Hijrah ke madinah > Fathul Makkah
    Rambu ini berhasil menggagalkan usaha pembunuhan Rasulullah saw
Seluruh lapisan jama’ah diperintahkan berhijrah.
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. ” Al Anfal:30

Tabiat Jalan Menuju Jama’atul Muslimin (I)
1.    Memahami Tabiat Jalan
•    Tabiat Jalan: Menuju Surga. “Surga itu dikelilingi o/ hal2 yg tdk disukai” (Hadits Nabi)
•     Para tiran diseret ke neraka jahannam
•    Jalan kemenangan dan kekuasaan, tp dpt menimbulkan ghurur (keterperdayaan)

2.    Macam2 Tabiat Jalan
•    Fitnah Popularitas
•    Fitnah kebanggaan diri
•    Fitnah lambatny kemenangan
•    Keasingan di lingkungan
•    Pemihakan kepada org2 yg menolak kebenaran
•    Fitnah keluarga & org2 yg dicintai
•    Penganiayaan

3.    Tujuan Tabiat Jalan
•    Mengantarkan manusia pd kualitas kerja terbaik
•    Q.S Al-Kahfi:7, Q.S Al-Mulk:2,
•    Membentuk manusiayg baik melalui perbuatan2nya (Kisah Thalut dlm Q.S 1: 246-251)
•    Untuk menghilangkan benih kelemahan dan kekerdilan jiwa
•    Menyingkirkan org2 yg lemah semangat dr barisan mukminin yg penyabar.

4.    Tabiat Jalan: Slh 1 Sunnatullah
•    Ibtila’ adalah slh 1 sunnatullah yg harus dihadapi manusia terutama para penyeru kebenaran. “Alif Lam mim.. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? ”Q.S Al-Ankabut:1-2

Contoh-Contoh Tabiat Jalan (II)
I.    Contoh Sebelum Kenabian
•    Kisah Kedua anak Adam (Al-Maidah: 27-30)
•    Kisah seorang mukmin, habib an-Najjar (Yasin: 25-27)
•    Kisah ashhabul Ukhdud (Al-Buruj: 1-9)

II.    Contoh Di Masa Kenabian
•    Gangguan kaum musyrikin kepada Rasulullah saw
•    Bujukan kaum musyrikin kepada Rasulullah saw

III.    Contoh Gangguan kaum musyrikin kpd para Sahabat
•    Periode Mekkah: Khabbab bin al-Arits,  abu Dzar,  Ammar dan keluarga, Bilal, Umar bin Khatthab, Abu Bakar Ash-Shiddiq,
•    Periode Madinah: provokasi Yahudi, pembangkangan dan pengkhianatan di Uhud, Keterperdayaan di Hunain.

IV.    Contoh Gangguan kpd kaum muslimin pada Dekade ketiga Abad 14 H
•    Sebagian yg sudah dan sedang terjadi
•    Langkah-langkah masa depan kaum kafir

Kesimpulan Bab Tabiat Jalan
    Tabiat jalan berat, tapi harus dilalui oleh gerakan Islam
    Satu-satunya jalan menuju syurga
    Beraneka ragam bentuk; penjara, siksa atau kemewahan, kemegahan atau ghurur
    Sasaran tabiat jalan ini: mengetahui yg shalih dr yg thalih, membuang yg jelek dr yg biak, membersihkan barisan dr unsur kehancuran.

Lelaki kuat nan tajam bashirahnya…


Thaahaa

Maa anzalna ‘alaikal qur’aana litasyqaa (Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah)

Illaa tadzkiratallimayyakhsyaa (tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

Tanziilammimman khalaqal ardha wassamaa waatil ‘ulaa (yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. )

Arrahmaanu ‘alal ‘arsyistawaa ((Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy)

Lahuumaa fissamaawaati wa maafilrdhi

wamaabainahumaa wamaa tahtatsaraa (Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.)

Wa intajhar bilqauli fainnahu ya’lamussirra wa akhfaa (Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi)

Allahu laa ilaaha illa huwa; lahul asmaa ul husnaa.. (Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik), )

 

Qur’an Surat Thaahaa: 1-8

Air mata berderaian di pelupuk pemuda gagah nan termasyhur dalam pergulatan di Pasar Ukaz itu kala membaca petikan Surat ini…Lalu Allah menerangi hatinya yang jernih dengan titik-titik cahaya keimanan. Maka setelah ia memeluk erat iman itu, bashirahnya tajam nan murni… Setidaknya, ada beberapa ayat yang diturunkan untuk mempertegas pendapat lelaki ini,. 1) Katanya: Rasulullah, sebaiknya istri-istri Anda itu mengenakan hijab, sebab yang berbicara kepada mereka ada orang yang baik, ada yang jahat.” Maka turun ayat hijab (Q.S 33: 32-33 dan 59). 2) Tatkala istri-istri Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul karena perasaan cemburu, lelaki ini berkata kepada mereka: Kalau kamu diceraikan mudah-mudahan Tuhan memberi ganti dengan istri-istri yang lebih baik, maka turun ayat ini (Q.S 66: 2-5).

Dan tentang akhlaknya ini, rasul terkasih bersabda tentangnya : “Allah telah menempatkan kebenaran di lidah dan di hati Umar”

Yap, dialah lelaki kuat yang tajam bashirahnya.. Umar Ibn Khathab..

 

Kini, sekuat apapun, tak akan ada lelaki yang Allah setujui pendapatnya dengan diturunkannya wahyu.. Tetapi sungguh saya yakin, masih ada lelaki sahaja yang dikaruniai bashirah tajam dalam nuraninya.. Setajam nurani Umar berkata.

🙂

 

 

 

#Hadits 1: Niat


Jangan sampai sesuatu yang sedemikian kita cintai sehingga menggelincirkan niat lurus yang pada awalnya telah terpancang di hati. Jangan pernah !!!

Jangan sampai, kita bertarbiyah karena ingin termasyhur keshalihan/keshalihahannya.

Jangan sampai, keaktifan kita dalam dunia dakwah, karena hanya ingin mendapat kesempatan agar bisa berdekatan dengan si akhi A, atau si ukhti B..

Ah, sungguh.. Syaithan itu amat pintar menggelincirkan niat kita..

Maka mari hati-hati pada isi hati kita. Moga ALlah selalu menjernihkannya.

Semenyulitkan apapun, mari benahi terus niat kita.

Realize that when Allah is not the real one goal, how much we got, whatever we had. Truly we got nothing! indeed! 

Amirul Mukminin Abi Hafsh Umar bin Khattab ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya itu karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan.”

(Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits: Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Bardizbah Al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy An-Naisaburi)

_Hadits Arba’in, An-Nawawi