Bismillah…
“We Only Work With The Champion” adalah kata-kata yang masih terngiang di telinga saya ketika mengingat Training yang diadakan HCC pada 28-29 Agustus lalu di Menara Jamsostek – Jakarta. Kata-kata itu terlontar dari Dirut HCC yang memberikan 8 materi dalam 2 hari *saya izin bilang: WowwXD*. Ibu Caecil, begitu ia biasa dipanggil, dengan tangkasnya memberi letupan-letupan motivasi pada kami –para peserta training yang terdiri atas 12 orang, mahasiswa+alumni UNIDA- agar lebih fokus terhadap tujuan kami masing-masing. Saat beliau masih berbicara tentang motivasi-motivasi itu, saya pun jadi larut dengan pikiran saya sendiri.. Semacam berkontemplasi “Tujuan??? Ahh, rasanya banyak tujuan yg kutulis di kertas mimpi itu, banyak definisi, dan Allah… tolonglah, tolong wujudkan satu dari sekian banyak tujuan yang ingin kucapai”.
“Ayo, jadilah para champion, because WE ONLY WORK WITH THE CHAMPION. Don’t brave enough? Silakan pulang!! Kami tidak perlu orang-orang cengeng dan lemah dalam project kami” tandas Bu Caecil, mantap. Agak merinding juga saya mendengarnya.. Nadanya itu lohh.. Mantepp, Jlepp !!
Awal dari pelaksanaan training ini adalah diperlukannya 3-5 orang mitra HCC yang akan ditempatkan di wilayah Sobang – Banten untuk proyek HCC yang bertujuan untuk meningkatkan Value Chain Palm Sugar asal daerah Sobang dimana Palm Sugar merupakan komoditas yang bagus prospeknya untuk eksport. Namun, sebagai DBS, HCC berperan untuk membantu Pertanian Rakyat di Sobang yang mengelola Palm Sugar dalam hal pembenahan semua aspek yang menunjang diterimanya Palm sugar di pasar Global, salah satunya kualitas Palm Sugar itu sendiri dan kelembagaan Pertanian Rakyat di Sobang sendiri. Proyek yang dicanangkan berjangka panjang, sekitar 3 tahunan. Luaran yang diharapkan adalah 1) Pertanian Rakyat di daerah Sobang memiliki sistem kelembagaan yang baik dan terstuktur 2) Kualitas Palm Sugar setempat memenuhi standard Global GAP sehingga di terima pasar Internasional dan 3) Menandai Sobang dalam Peta Indonesia sebagai daerah penghasil Palm Sugar di Indonesia. Tugas dari para mitra HCC ini adalah sebagai QC (Quality Control) yang akan mendampingi dan membina petani setempat untuk dapat memenuhi criteria sebagai supplier di pasar Internasional. Nah, sebelum terjun ke lapangan, tim yang akan terjun ke lapangan perlu di bina dan di training agar sedikitnya tahu apa yang harus mereka kerjakan. Maka diadakanlah training yang dilaksanakan selama 2 hari ini, selain sebagai pemberian gambaran juga sebagai proses seleksi untu 5 orang yang terpilih sebagai mitra HCC yang akan di terjunkan ke Sobang – Banten.
Based on the description, being the partner of HCC that placed in Sobang – Banten is very exciting and amazing.. Berharap benar bisa terekrut untuk project ini, atau jika tidak di project ini, pihak HCC berkenan mengajak bergabung di projectnya yang lain *NgareppbenerrJ
Sebelum memaparkan sedikitnya 9 materi –yang, lumayan memeningkan kepalaJ- pada training tersebut, ada baiknya kita berkenalan sedikit dengan HCC . HCC (Horti Chain Centre) merupakan sebuah Business Support Organization yang di gagas oleh Pemerintah Belanda di Indonesia. HCC berada di bawah institusi INA (Indonesia – Netherland Association). HCC didirikan untuk mendorong hubungan yang lebih baik antara produsen lokal Indonesia dengan pasar modern baik domestik maupun Internasional. Beberapa Project yang pernah dilaksanakan HCC antara lain:
- Value Chain Analysis-Bottlenecks and Opportunities for Export
- Value Chain Analysis-Food Ingredient
- GIS Mapping for Cassia Vera in Kerinci, Jambi – Sumatera
- Baseline Survey Cassia Vera in Kerinci, Jambi – Sumatera
Sedangkan Pelayanan yang provided by HCC antara lain:
- Baseline Study and Impact Assesment
- Value Chain Analysist
- Assistance for Preparation of Global GAP Certification
- GIS Mapping
- Quality Management System
- Market development
- Institutional Development
Well, setelah mengetahui sedikitnya tentang HCC, mari kita simak apa yang didapat dari training selama 2 hari itu… *Let’s CekidotJ
Materi 1 – 8 disampaikan oleh : Ibu Caecilia Afra Widyastuti (Director of Horti Chain Centre)
Materi 9 disampaikan oleh: Pak Iskandar Zulkarnain (Manager of Applying Techology of Horti Chain Centre)
1. PENDAHULUAN TENTANG M4P (MAKING MARKET WORKING FOR THE POOR)
Tujuan dari konsep M4P ini adalah memposisikan kaum miskin di pusat pengembangan ekonomi. Cara yang paling mudah untuk memahami konsep ini adalah dengan membandingkannya dengan pendekatan konvensional. Secara singkat, elemen kunci dari pendekatan M4P adalah:
- Rasional dan Tujuan
- Kerangka Kerja untuk memahami dan Keberlanjutan
- Petunjuk untuk Aksi dan Intervensi
Contoh Perbandingan Proyek Konvensional dan M4P di Negara Afrika:
Terlihat jelas dari perbedaan diatas bahwa proyek B lah yang lebih efektif karena melakukan pendekatan M4P dengan pelakun NGO/LSM sedangkan proyek A merupakan tipe proyek konvensional –yang notabene biasa dilakukan pemerintah,L-
Jadi, Inti dari M4P adalah:
Rasionalitas | Kerangka Kerja | Pedoman |
Tujuan: Sistem pasar yang lebih efektif termasuk untuk kaum miskin | Memahami sistem pasar yang lebih membumi seccara detail,
Gambaran keberlanjutan dibentuk dengan justifikasi secara terbuka |
Intervensi yang fleksibel, multi-faceted ke pasar yang jenuh dengan sentuhan ringan, tidak langsung dan bersifat fasilitasi. |
Perbedaan Pendekatan M4P dengan Pendekatan Konvensional
Konvensional | M4P |
Masalah apa yang dihadapi oleh usaha? | Masalah apa yang dihadapi oleh usaha? |
Bagaimana saya dapat membantu untuk memecahkan masalah? | Mengapa sistem pasar tidak menyediakan solusi untuk masalah tersebut? |
…. Mengapa pasar tidak bekerja untuk masy miskin? |
Desain Interverensi dan Implementasi
- Tipe pendekatan konvensional lebih kepada dukungan umum untuk a) Perubahan Makro dan b) Dukungan langsung yg diberikan untuk kelompok sasaran, sedangkan pendekatan M4P lebih focus dan detail memahami masalah sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat.
- Tipe pendekataan M4P memiliki dukungan khusus ditujukan untuk menjawab kendala pasar melalui interverensi sedikit (terbatas, focus, fasilitatif). Interverensi tidak langsung, berdasarkan pada penyelidikan, pengaruh.
Dalam hal ini, Pelaku Fasilitator harus mampu mendorong dan memotivasi berbagai pihak lain untuk terlibat langsung, tidak sebagai penonton. Misalnya pada kasus Sugar Palm yang akan menjadi baseline project, masalah yang dihadapi adalah Palm sugar yang ada masih berbau asap dan itu tidak sesuai standard pasar Internasional. Oleh karenanya fasilitator harus mendorong, memotivasi, dan mendampingi agar para petani dapat menemukan cara yang tepat untuk menghilangkan bau asap yang ada.
2. PENGERTIAN ANALISA SS DAN RANTAI NILAI
Mengapa Analisa Sektor dan Rantai Nilai?
- Pemahaman pasar sebagai inti M4P
- Pasar adalah kajian yang kompleks dan pemahaman pasar membutuhkan keahlian khusus
- Analisa SS dan rantai Nilai adalah alat yang berguna untuk memahami pasar lebih baik
- Semakin baik kita memahami pasar khusus, maka semakin baik kita mendesain intervensi yang tepat.
Pengertian Analisa SS dan Rantai Nilai
Subsektor adalah seluruh pemain usaha yang saling berhubungan, dimana ada proses membeli dan menjual untuk menawarkan suatu produk atau layanan jasa sampai ke konsumen akhir. Setiap subsektor dapat dilihat dari alur berikut:
Rantai nilai dapat diartikan sebagai berikut:
- Rangkaian proses dari input produk yang khusus ke produksi primer, transformasi, pemasaran sampai konsumen akhir.
- KOordinasi dan menghubungkan pengaturan kelembagaan produksen, pengolahan, pedagang dan distributor produk tertentu.
- Model ekonomi yang menggabungkan seleksi produk dan teknologi yang tepat dengan membentuk organisasi yang menghimpun para pelaku untuk akses pasar.
Jadi, fasilitator memiliki peran untuk menyampaikan rantai nilai yang ada kepada petani produsen agar terjadi tranparansi. Agar petani mengetahui bahwa setiap subsector memiliki resiko masing-masing dalam proses pengelolaan produk untuk sampai kepada konsumen. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan, semakin besar pula resiko yang harus ditanggungnya.
3. ANALISA SUB SECTOR
Alat yang dapat digunakan untuk analisa sub sector antara lai:
- Kuisioner dengan pertanyaan terbuka dan tersturuktur
- Wawancara kelompok
- Workshop untuk validasi dan diseminasi
- Diskusi kelompok
- Data sekunder – publikasi, laporan, internet
- Observasi
Analisa Sub Sektor
Pemain Subsektor:
- Penyedia Saprodi
- Produsen (petani)
- PEdagang besar/Pengecer
- Eksportir
- Importir
Kegunaan mewawancarai semua pemain pasar
- Mendapat gambaran keseluruhan dari pasar
- Dapat membayangkan dimana masala utama dan mengidentifikasi interverensi yang dibutuhkan
- Menyediakan informasi kecenderungan keseluruhan pasar
- Mengidentifikasi institusi yang bisa menyediakan jasa pelayanan
4. PETA SUB SEKTOR
Adalah gambaran skematis dari struktur sub sector. Peta sub sector menunjukkan bagaimana produk mengalir dalam sistem tersebut. Peta sub sector juga menunjukkan alternative saluran suplai. Saluran adalah rantai vertical dari bentuk yang mentransformasi bahan mentah dan menyampaikan ke konsumen dalam bentuk barang jadi.
Mengapa peta sub sektor penting??
- Membantu identifikasi pemain pasar untuk wawancara
- Menyediakan gambaran grafis dari pemain utama dan hubungannya
Petunjuk Tentang Peta Sub Sektor:
- Bagian sebelah kiri Peta menunjukkan fungsi
- Tinggi mennunjukkan berapa besar kinerja dari para pelaku usaha tsb
- Peta mempersatukan para actor, mereka beli dimana
- Tanda Panah menunjukkan arus produk diantara para actor
- Garis vertical yang putus-putus menunjukkan kontras penjualan
- Titik menunjukkan titik pertemuan
- Lebarnya bentuk dari actor mencerminkan ukuran relative untuk setiap saluran
“ukuran dapat dihubungkan dengan banyaknya actor, nilai penjualan/volume produksi”
5. IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN PELUANG
Jenis hambatan / peluang:
- Pengelolaan dan organisasi
- Akses Pasar
- Pengembangan teknologi dan produk
- Penyediaan sarana produksi
- Kebijakan
- Keuangan
- Infrastruktur
6. IDENTIFIKASI BSD
Penyedia Layanan Usaha yang berkelanjutan biasanya dilakukan oleh sector swasta, berperan untuk memperbaiki kinerja usaha, akses pasar dan kemampuan untuk berkompetisi.
Identifikasi BSD dilakukan untuk:
- Memastikan solusi berkelanjutan terhadap kendala
- Menghindari distorsi pasar
- Memperluas capaan memalui ejumlah penyedia layanan
- Memaksa untuk melihat dimana BSD yang sudah ada di sector swasta
Contoh penyedia layanan usaha:
- Organisasi penyedia jasa swasta
- Aktor rantai nilai
- Asosiasi bisnis
- Broker
- LSM
- Pemerintah
7. INTERVENSI PROGRAM
Kriteria pemilihan intervensi:
- Apakah daya debar dampaknya luas?
- Apakah biaya intervensi efektif?
- Berapa jumlah UKm yg diuntungkan?
- Peluang intervensi untuk jadi jasa pelayanan yang berkelanjutan
- Kapasitas jasa pelayanan untuk mengelola intervensi
- Waktu yang dibutuhkan untuk intervensi
- Ketersediaan sumberdaya
- Sinergi intervensi
- Kemampuan untuk promosi hubungan saling menguntungkan antara UKM dan perusahaan besar
8. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
Monitoring merupakan proses yang penting karena berfungsi sebagai: 1) untuk meningkatkan kinerja sebagai proyek 2) pembuktian impact ke donor dan stakeholder lain 3) untuk menyebarluaskan temuan kepada dunia luar.
Pengukuran kinerja dapt dilakukan pada tingkatan yang berbeda, yakni:
- Tingkat layanan pasar: kesadaran, pemahaman, kegunaan, kepuasan, hal memiliki, keberlanjutan.
- Tingkat usaha: studi daya saing dengan pengukuran produktivitas dan kualitas jasa untuk pasar jasa
- Tingkat kemiskinan
9. RAPID DIAGNOSTIC APPRAISAL
Tujuan
- Memahami pendekatan yang tepat untuk analisa SC/VC
- Dapat melakukan analisa SC/VC dengan melibatkan chain actor sebagai expert
RDA merupakan sebuah proses dan cara yang dapat digunakan untuk mempelajari situas, kondisi dan persepsi dari berbagai chain actor.
Metode RDA:
- Wawancara Semi terstruktur
- Pemeriksaan faktor kunci
- Studi kasus dan Cerita
- Dinamika kelompok
- Pemetaan
- Kalender Musim
- Triangulasi
Prinsip RDA:
- Cepat, pembelajaran progresif
- Penukaran peran: Petani adalah ahli
- Triangulasi
- Kontak secara langsung
Team RDA terdiri dari:
- Seorang facilitator/ pewawancara
– Memastikan bagaimana sebaiknya responden ditanya
– Menjelaskan tentang team, tujuan dan jadwal
– Mengajukan pertanyaan
– Membuat responden merasa nyaman
- Seorang pencatat
– Mencatat semua pembicaraan
– Memastikan semua terdokumentasi dengan baik
- Seorang observer
– Memperhatikan jadwal
– Merekam proses dan mengingatkan
– Dapat membantu pewawancara bila memungkinkan
- Latar belakang anggota team terdiri gender, umur, suku dsb yang berbeda (bila mungkin)
Toolbox:
- Dialogical analysis
– Wawancara, diskusi, cerita lisan, pemaparan
- Temporal analysis
– Riwayat, musim, pola sehari-hari
- Spatial analysis
– Peta, model, sket kebun/lahan
- Systems analysis
– Sebab dan akibat, dampak
- Institutional analysis
– Aturan kelembagaab, interaksi
- Well-being analysis
– Perbedaan sosial di dalam dan di antara kelompopk.
- Preference analysis
– Preferensi, persepsi
Yap.. Akhirnya berakhir juga 9 materi trainingnya saudara-saudara *lap keringat, fiuhh*..
Materi-materi ini luar biasa menurut saya, bisa jadi pedoman buat penelitian juga lhoJ.. Semoga bisa bermanfaat buat kita semua..
Salam Champ(ion) ^0^
“A”
16/09/2012
7:52 PM