Jurnal Perjalanan ke SPAT Indonesia – Malang


Bismillah!!

yosh.. ditengah rushingnya mengerjakan tugas-tugas dan tuntutan akademis lainnya (T_T).. Sempetin diri buat bikin jurnal perjalanan ini, *meski hanya di satu tempat kunjungan*, itu pun karena di tagih bu dosen. #glek #Okefine..

Selamat membaca aja ya temans:)

Semangatt !!!

DSC_2408

Jurnal Perjalanan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu

Karena fieldtrip bukan cuma jalan-jalan, tapi juga belajar


yosh!! sempatkan diri untuk posting tentang “fieldtrip agribisnis 4-8 desember 2012” sebelum memorinya menguap terbawa angin tenggara, atau lapuk berdebu tergilas zaman.. #okeh, ini lebay. abaikan.

in the name of Allah..

Setelah sekian lama kami para ranger kafilah dan mafia (katakanlah begitu) agribisnis di kampus menjadi anak yang rajin menabung, akhirnya kami dengan berbekal tabungan 785.000 IDR -yang didapat dengan berdarah-darah, red- dapat menggenapkan tujuan untuk mengadakan agrowisata ke daerah Malang. Yap, tepat sekali! Kota yang terkenal dengan buah Apelnya itu loh. Jadi ceritanya rute perjalanan kami adalah dari pinggiran bogor *ciawi* ke CV. ASIMAS di Lawang-Malang, Kusuma Agrowisata di Batu-Malang, CV. Bromo Semeru di Batu-Malang, Universitas Brawijaya dan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu Indonesia (Republik Telo). Lalu dilanjut dengan wisata ke Parangtritis, Prambanan dan Malioboro :).

Sejatinya, banyak kata yang ingin berloncatan keluar dari alam pikiran dan akhirnya tercantum dalam blog ini. Apa daya, semoga apa yang ditulis mewakili semua rasa yang tersirat di hati :).

Jadi, saya ingin sedikit sampaikan hikmah yang didapat dari perjalanan kemarin. Karena Fieldtrip kemarin itu bukan cuma jalan-jalan, tapi juga belajar. Belajar memahami karakter temans seperjalanan, belajar menyetarakan ego menyamakan langkah. Dan yang terpenting belajar bertafakur, belajar memetik hikmah dan pelajaran dari setiap momen dan peristiwa yang dialami.

1. Belajar Memahami Teman Seperjalanan
Yap! dalam waktu kurang lebih 5 hari 4 malam, kami jadi belajar dan setidaknya bisa membaca karakter masing-masing anggota perjalanan. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasul SAW tercinta, seseorang telah menjadi sahabat bagi yang lainnya jika telah mengadakan perjalanan bersama dengannya. Dalam perjalanan ini, ada yang sukanya tidur terus, ada yang senang sekali mendendangkan lagu -untung suaranya bagus:)-, ada yang pandai mengatur segala hal tapi tak terkontrol dalam berbicara, ada yang damai mengikuti arus yang mengalir, ada pula yang pandai meramaikan suasana dengan kekonyolan atau jokes yang dibuatnya. Sempat bad mood dan ilfeel sama salah seorang ranger akibat kata-katanya yang kurang di jaga. Tapi, tapi, tapi,, keberagaman karakter ini membuat saya belajar bahwa ternyata saat bersama dengan teman-teman kita adalah saat yang paling tepat untuk berrefleksi. Berkaca. Ngeunteung kalau bahasa sundanya. Bahwa no body’s perfect, kita bisa melihat dan merasakan kekurangan dan kelebihan teman seperjalanan kita, begitupun mereka, bisa melihat baik dan buruknya kita. Dengan berkaca seperti itu, kita menjadi paham bahwa jalan terbaik untuk meminimalisir konflik atas beragamnya karakter orang-orang di sekitar kita itu adalah dengan “memahami” lalu mulai beradaptasi dengannya. Jadi, #okefine adaptasi sama kata-kata yang tidak menyenangkan 🙂

Satu hal lagi, dalam kesempatan in..i i’ll confess about my mistake yang dilakukan saat makan popmie di bis tanpa memperhatikan teman-teman lain yang ga makan. Wah, feeling guilty so much itu.. maaf yah bu itoh dan temans.. tak kan terulang kedua kaliii 😀

2. Belajar Menyetarakan Ego, Menyamakan Langkah
Dari 27 orang anggota perjalanan (24 ranger, 3 orang sopir) pasti memiliki selera makan yang berbeda-beda. Nah, disinilah ego kita di uji. Ima dkk dan pak bendum selalu kesibukan untuk cari resto/rumah makan yang selain pas di lidah pas juga di kantong kita-kita :). Bersyukur saat sajian makanan yang ada pas di lidah kita semua. Tapi ada kejadian yang menarik, saat itu kita telat makan, baru jam 10 malam kita semua bisa makan malam itupun di rumah makan padang yang makanannya ofcourse pedas semua. Sebagian besar awak bis kepedesan, ada yang langsung minta obat ke nia biar ga sakit perut, ada pula yang mengaduh karena sebelumnya mereka memang terjangkit sakit perut. Tapi alhamdulillah, kepedesan ini tidak menelan korban jiwa :D.
Disini, saya jadi berpikir dan salut betapa luar biasanya kebersamaan kita (ecieee). Yah, meskipun makanan tidak sesuai selera semua peserta tapi semua awak bis makan, tak terkecuali. Semua sama-sama mengenyampingkan ego masing-masing: suka ga suka harus makan. Semua paham bahwa betapa cakah-cikihnya ima dkk sebagai penanggungjawab konsumsi untuk bergegas cari pemadam kelaparan untuk mengurusi kesehatan perut kita semua, meskipun waktu makannya sering ngaret. Thanks for Divisi Konsumsi 🙂

Kita juga belajar menyetarakan ego saat memutuskan jadi atau tidaknya berkunjung ke Candi Prambanan. Diskusi dipimpin Dadang waktu singgah ke rumah Buk De-nya Salma di Klaten. Awalnya diskusi alot karena ternyata masuk Prambanan harus merogoh finansial kita-kita *lagi* sebesar 35.000 IDR. Ada yang keberatan. Lalu ada yang saran masing-masing aja. Yang mau masuk-masuk, yang ngga, ya ngga usah. Awalnya begitu. Tapi kebayang jalan-jalannya akan sangat garing kalau ga sama-sama. Meskipun Garing itu kriuk, kriuk itu krekes, krekes itu enak. Tapi garing tetaplah garing teman!#apasihhh
Satu menit, dua menit, tiga menit.. Akhirnya muncul ide dari Nabil sang bendum.. Usul subsidi silang dari teman-teman, sampai akhirnya masing-masing kita hanya perlu mengeluarkan 15.000 IDR. Okefiks. Approved. Semuanya merogoh kocek masing-masing, dan jadilah kita semua pergi ke Prambanan dan berhasil mencetak blueprint foto yang memorable seperti di bawah ini:)

jalan-jalan, sama-sama, belajar-belajar, berkah-berkah :)

jalan-jalan, sama-sama, belajar-belajar, berkah-berkah 🙂

3. Belajar Bertafakur
This is it. Hal yang paling penting yang kita harus petik. Bertafakur. Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah lewat ciptaan-Nya. Bukankah di setiap pagi di bis *kalau ga tidur :D* kita bisa menyaksikan sunrises dengan indahnya lalu melihat pula terbenamnya senja? Dan apa yang kita dapat setelah melihat indahnya pantai parangtritis, lalu cerahnya biru langit diatas indah bangunan-bangunan tua Prambanan? Maka kita, dengan segenap hati seluruh jiwa, seharusnya bisa melihat, merasakan dan berfikir bahwa Allah SWT sungguh Maha Besar dan Maha Indah. Lalu bersyukur dan memuji Allah SWT atasnya. Salah satu fungsi besar dari jalan-jalan ya agar kita bisa bertafakur seperti ini. Iya tho? 🙂

Maka biarlah teman, fenomena kemenyan yang kita lihat di bibir pantai dan fenomena orang yang menghanyutkan barang-barangnya di tepi pantai parangtritis itu jadi i’tibar buat kita. Bahwa sesungguhnya apa yang mereka lakukan nonsense sekali. Bahwa Allah amat benci dengan perkara-perkara syirik seperti itu. Don’t try that at home, okeh? 🙂

Juga mari kita berdo’a pada Allah agar kebersamaan yang pernah kita ukir itu menuai keberkahan dan ridho Allah. Bukan malah menuai murka Allah karena perkara-perkara salah yang kita lakukan saat perjalanan. Sungguh akan menjadi hal yang amat sangat menyedihkan jika kita menikmati ranumnya kebersamaan, mengukir tawa renyah nan indah tapi disana tidak terdapat kasih sayang Allah sama sekali. Jadi, tawa dan kebersamaan yang kita buat untuk apa? Untuk mendekati surga atau neraka-Nya? Mari #berpikir

Mengertilah bahwa Allah sungguh menilai dan melihat gerak-gerik kita di setiap waktu, di setiap kesempatan dan di setiap tempat. Maka mari beristighfar atas apa-apa yang tidak seharusnya kita lakukan. Dan berazzam jadi pribadi yang jauuhh lebih baik lagi.. Kita sama-sama perbaiki diri ya 🙂

“Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah memulai ciptaan kemudian mengulanginya? Sesungguhnya yang demikian itu mudah saja bagi Allah. Katakanlah:’Berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah, bagaimana Allah memulai ciptaan, kemudian Ia mengulangi penciptaan itu sekali lagi. Sesungguhnya Tuhan Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. 29:19-20)

“Berjalanlah kamu di atas muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan itu.” (Al An’am: 11)

Di Prambanan - Jogja

Di Prambanan – Jogja

Continue reading

Capacity Building with Horti Chain Centre


Bismillah…

“We Only Work With The Champion” adalah kata-kata yang masih terngiang di telinga saya ketika mengingat Training yang diadakan HCC pada 28-29 Agustus lalu di Menara Jamsostek – Jakarta. Kata-kata itu terlontar dari Dirut HCC yang memberikan 8 materi dalam 2 hari *saya izin bilang: WowwXD*. Ibu Caecil, begitu ia biasa dipanggil, dengan tangkasnya memberi letupan-letupan motivasi pada kami –para peserta training yang terdiri atas 12 orang, mahasiswa+alumni UNIDA- agar lebih fokus terhadap tujuan kami masing-masing. Saat beliau masih berbicara tentang motivasi-motivasi itu, saya pun jadi larut dengan pikiran saya sendiri.. Semacam berkontemplasi “Tujuan??? Ahh, rasanya banyak tujuan yg kutulis di kertas mimpi itu, banyak definisi, dan Allah… tolonglah, tolong wujudkan satu dari sekian banyak tujuan yang ingin kucapai”.

“Ayo, jadilah para champion, because WE ONLY WORK WITH THE CHAMPION. Don’t brave enough? Silakan pulang!! Kami tidak perlu orang-orang cengeng dan lemah dalam project kami” tandas Bu Caecil, mantap. Agak merinding juga saya mendengarnya.. Nadanya itu lohh.. Mantepp, Jlepp !!

Awal dari pelaksanaan training ini adalah diperlukannya 3-5 orang mitra HCC yang akan ditempatkan di wilayah Sobang – Banten untuk proyek HCC yang bertujuan untuk meningkatkan Value Chain Palm Sugar asal daerah Sobang dimana Palm Sugar merupakan komoditas yang bagus prospeknya untuk eksport. Namun, sebagai DBS, HCC berperan untuk membantu Pertanian Rakyat di Sobang yang mengelola Palm Sugar dalam hal pembenahan semua aspek yang menunjang diterimanya Palm sugar di pasar Global, salah satunya kualitas Palm Sugar itu sendiri dan kelembagaan Pertanian Rakyat di Sobang sendiri. Proyek yang dicanangkan berjangka panjang, sekitar 3 tahunan. Luaran yang diharapkan adalah 1) Pertanian Rakyat di daerah Sobang memiliki sistem kelembagaan yang baik dan terstuktur 2) Kualitas Palm Sugar setempat memenuhi standard Global GAP sehingga di terima pasar Internasional dan 3) Menandai Sobang dalam Peta Indonesia sebagai daerah penghasil Palm Sugar di Indonesia. Tugas dari para mitra HCC ini adalah sebagai QC (Quality Control) yang akan mendampingi dan membina petani setempat untuk dapat memenuhi criteria sebagai supplier di pasar Internasional. Nah, sebelum terjun ke lapangan, tim yang akan terjun ke lapangan perlu di bina dan di training agar sedikitnya tahu apa yang harus mereka kerjakan. Maka diadakanlah training yang dilaksanakan selama 2 hari ini, selain sebagai pemberian gambaran juga sebagai proses seleksi untu 5 orang yang terpilih sebagai mitra HCC yang akan di terjunkan ke Sobang – Banten.

Based on the description, being the partner of HCC that placed in Sobang – Banten is very exciting and amazing.. Berharap benar bisa terekrut untuk project ini, atau jika tidak di project ini, pihak HCC berkenan mengajak bergabung di projectnya yang lain *NgareppbenerrJ

Sebelum memaparkan sedikitnya 9 materi –yang, lumayan memeningkan kepalaJ- pada training tersebut, ada baiknya kita berkenalan sedikit dengan HCC . HCC (Horti Chain Centre) merupakan sebuah Business Support Organization yang di gagas oleh Pemerintah Belanda di Indonesia. HCC berada di bawah institusi INA (Indonesia – Netherland Association). HCC didirikan untuk mendorong hubungan yang lebih baik antara produsen lokal Indonesia dengan pasar modern baik domestik maupun Internasional. Beberapa Project yang pernah dilaksanakan HCC antara lain:

  1. Value Chain Analysis-Bottlenecks and Opportunities for Export
  2. Value Chain Analysis-Food Ingredient
  3. GIS Mapping for Cassia Vera in Kerinci, Jambi – Sumatera
  4. Baseline Survey Cassia Vera in Kerinci, Jambi – Sumatera

 

Sedangkan Pelayanan yang provided by HCC antara lain:

  1. Baseline Study and Impact Assesment
  2. Value Chain Analysist
  3. Assistance for Preparation of Global GAP Certification
  4. GIS Mapping
  5. Quality Management System
  6. Market development
  7. Institutional Development

Well, setelah mengetahui sedikitnya tentang HCC, mari kita simak apa yang didapat dari training selama 2 hari  itu… *Let’s CekidotJ

Materi 1 – 8 disampaikan oleh : Ibu Caecilia Afra Widyastuti (Director of Horti Chain Centre)

Materi 9 disampaikan oleh: Pak Iskandar Zulkarnain (Manager of Applying Techology of Horti Chain Centre)

 

1.      PENDAHULUAN TENTANG M4P (MAKING MARKET WORKING FOR THE POOR)

Tujuan dari konsep M4P ini adalah memposisikan kaum miskin di pusat pengembangan ekonomi. Cara yang paling mudah untuk memahami konsep ini adalah dengan membandingkannya dengan pendekatan konvensional. Secara singkat, elemen kunci dari pendekatan M4P adalah:

  •  Rasional dan Tujuan
  • Kerangka Kerja untuk memahami dan Keberlanjutan
  • Petunjuk untuk Aksi dan Intervensi

Contoh Perbandingan Proyek Konvensional dan M4P di Negara Afrika:

 

Terlihat jelas dari perbedaan diatas bahwa proyek B lah yang lebih efektif karena melakukan pendekatan M4P dengan pelakun NGO/LSM sedangkan proyek A merupakan tipe proyek konvensional –yang notabene biasa dilakukan pemerintah,L-

 

Jadi, Inti dari M4P adalah:

Rasionalitas Kerangka Kerja Pedoman
Tujuan: Sistem pasar yang lebih efektif termasuk untuk kaum miskin Memahami sistem pasar yang lebih membumi seccara detail,

Gambaran keberlanjutan dibentuk dengan justifikasi secara terbuka

Intervensi yang fleksibel, multi-faceted ke pasar yang jenuh dengan sentuhan ringan, tidak langsung dan bersifat fasilitasi.

 

Perbedaan Pendekatan M4P dengan Pendekatan Konvensional

Konvensional M4P
Masalah apa yang dihadapi oleh usaha? Masalah apa yang dihadapi oleh usaha?
Bagaimana saya dapat membantu untuk memecahkan masalah? Mengapa sistem pasar tidak menyediakan solusi untuk masalah tersebut?
  …. Mengapa pasar tidak bekerja untuk masy miskin?

 

Desain Interverensi dan Implementasi

  • Tipe pendekatan konvensional lebih kepada dukungan umum untuk a) Perubahan Makro dan b) Dukungan langsung yg diberikan untuk kelompok sasaran, sedangkan pendekatan M4P lebih focus dan detail memahami masalah sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat.
  • Tipe pendekataan M4P memiliki dukungan khusus ditujukan untuk menjawab kendala pasar melalui interverensi sedikit (terbatas, focus, fasilitatif). Interverensi tidak langsung, berdasarkan pada penyelidikan, pengaruh.

 

 

 

 

Dalam hal ini, Pelaku Fasilitator harus mampu mendorong dan memotivasi berbagai pihak lain untuk terlibat langsung, tidak sebagai penonton. Misalnya pada kasus Sugar Palm yang akan menjadi baseline project, masalah yang dihadapi adalah Palm sugar yang ada masih berbau asap dan itu tidak sesuai standard pasar Internasional. Oleh karenanya fasilitator harus mendorong, memotivasi, dan mendampingi agar para petani dapat menemukan cara yang tepat untuk menghilangkan bau asap yang ada.

 

2.      PENGERTIAN ANALISA SS DAN RANTAI NILAI

Mengapa Analisa Sektor dan Rantai Nilai?

  • Pemahaman pasar sebagai inti M4P
  • Pasar adalah kajian yang kompleks dan pemahaman pasar membutuhkan keahlian khusus
  • Analisa SS dan rantai Nilai adalah alat yang berguna untuk memahami pasar lebih baik
  • Semakin baik kita memahami pasar khusus, maka semakin baik kita mendesain intervensi yang tepat.

Pengertian Analisa SS dan Rantai Nilai

Subsektor adalah seluruh pemain usaha yang saling berhubungan, dimana ada proses membeli dan menjual untuk menawarkan suatu produk atau layanan jasa sampai ke konsumen akhir. Setiap subsektor dapat dilihat dari alur berikut:

 

Rantai nilai dapat diartikan sebagai berikut:

  • Rangkaian proses dari input produk yang khusus ke produksi primer, transformasi, pemasaran sampai konsumen akhir.
  • KOordinasi dan menghubungkan pengaturan kelembagaan produksen, pengolahan, pedagang dan distributor produk tertentu.
  • Model ekonomi yang menggabungkan seleksi produk dan teknologi yang tepat dengan membentuk organisasi yang menghimpun para pelaku untuk akses pasar.

Jadi, fasilitator memiliki peran untuk menyampaikan rantai nilai yang ada kepada petani produsen agar terjadi tranparansi. Agar petani mengetahui bahwa setiap subsector memiliki resiko masing-masing dalam proses pengelolaan produk untuk sampai kepada konsumen. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan, semakin besar pula resiko yang harus ditanggungnya.

 

3.      ANALISA SUB SECTOR

Alat yang dapat digunakan untuk analisa sub sector antara lai:

  1. Kuisioner dengan pertanyaan terbuka dan tersturuktur
  2. Wawancara kelompok
  3. Workshop untuk validasi dan diseminasi
  4. Diskusi kelompok
  5. Data sekunder – publikasi, laporan, internet
  6. Observasi

Analisa Sub Sektor

Pemain Subsektor:

  • Penyedia Saprodi
  • Produsen (petani)
  • PEdagang besar/Pengecer
  • Eksportir
  • Importir

Kegunaan mewawancarai semua pemain pasar

  • Mendapat gambaran keseluruhan dari pasar
  • Dapat membayangkan dimana masala utama dan mengidentifikasi interverensi yang dibutuhkan
  • Menyediakan informasi kecenderungan keseluruhan pasar
  • Mengidentifikasi institusi yang bisa menyediakan jasa pelayanan

 

4.      PETA SUB SEKTOR

Adalah gambaran skematis dari struktur sub sector. Peta sub sector menunjukkan bagaimana produk mengalir dalam sistem tersebut. Peta sub sector juga menunjukkan alternative saluran suplai. Saluran adalah rantai vertical dari bentuk yang mentransformasi bahan mentah dan menyampaikan ke konsumen dalam bentuk barang jadi.

Mengapa peta sub sektor penting??

  • Membantu identifikasi pemain pasar untuk wawancara
  • Menyediakan gambaran grafis dari pemain utama dan hubungannya

 

Petunjuk Tentang Peta Sub Sektor:

  • Bagian sebelah kiri Peta menunjukkan fungsi
  • Tinggi mennunjukkan berapa besar kinerja dari para pelaku usaha tsb
  • Peta mempersatukan para actor, mereka beli dimana
  • Tanda Panah menunjukkan arus produk diantara para actor
  • Garis vertical yang putus-putus menunjukkan kontras penjualan
  • Titik menunjukkan titik pertemuan
  • Lebarnya bentuk dari actor mencerminkan ukuran relative untuk setiap saluran

“ukuran dapat dihubungkan dengan banyaknya actor, nilai penjualan/volume produksi”

 

5.     IDENTIFIKASI HAMBATAN DAN PELUANG

Jenis hambatan / peluang:

  • Pengelolaan dan organisasi
  • Akses Pasar
  • Pengembangan teknologi dan produk
  • Penyediaan sarana produksi
  • Kebijakan
  • Keuangan
  • Infrastruktur

 

6.      IDENTIFIKASI BSD

Penyedia Layanan Usaha yang berkelanjutan biasanya dilakukan oleh sector swasta, berperan untuk memperbaiki kinerja usaha, akses pasar dan kemampuan untuk berkompetisi.

Identifikasi BSD dilakukan untuk:

  • Memastikan solusi berkelanjutan terhadap kendala
  • Menghindari distorsi pasar
  • Memperluas capaan memalui ejumlah penyedia layanan
  • Memaksa untuk melihat dimana BSD yang sudah ada di sector swasta

 

Contoh penyedia layanan usaha:

  • Organisasi penyedia jasa swasta
  • Aktor rantai nilai
  • Asosiasi bisnis
  • Broker
  • LSM
  • Pemerintah

 

7.      INTERVENSI PROGRAM

Kriteria pemilihan intervensi:

  • Apakah daya debar dampaknya luas?
  • Apakah biaya intervensi efektif?
  • Berapa jumlah UKm yg diuntungkan?
  • Peluang intervensi untuk jadi jasa pelayanan yang berkelanjutan
  • Kapasitas jasa pelayanan untuk mengelola intervensi
  • Waktu yang dibutuhkan untuk intervensi
  • Ketersediaan sumberdaya
  • Sinergi intervensi
  • Kemampuan untuk promosi hubungan saling menguntungkan antara UKM dan perusahaan besar

 

8.      MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

Monitoring merupakan proses yang penting karena berfungsi sebagai: 1) untuk meningkatkan kinerja sebagai proyek 2) pembuktian impact ke donor dan stakeholder lain 3) untuk menyebarluaskan temuan kepada dunia luar.

Pengukuran kinerja dapt dilakukan pada tingkatan yang berbeda, yakni:

  • Tingkat layanan pasar: kesadaran, pemahaman, kegunaan, kepuasan, hal memiliki, keberlanjutan.
  • Tingkat usaha: studi daya saing dengan pengukuran produktivitas dan kualitas jasa untuk pasar jasa
  • Tingkat kemiskinan

 

9.      RAPID DIAGNOSTIC APPRAISAL

Tujuan

  • Memahami pendekatan yang tepat untuk analisa SC/VC
  • Dapat melakukan analisa SC/VC dengan melibatkan chain actor sebagai expert

RDA merupakan sebuah proses dan cara yang dapat digunakan untuk mempelajari situas, kondisi dan persepsi dari berbagai chain actor.

Metode RDA:

  • Wawancara Semi terstruktur
  • Pemeriksaan faktor kunci
  • Studi kasus dan Cerita
  • Dinamika kelompok
  • Pemetaan
  • Kalender Musim
  • Triangulasi

Prinsip RDA:

  1. Cepat, pembelajaran progresif
  2. Penukaran peran: Petani adalah ahli
  3. Triangulasi
  4. Kontak secara langsung

Team RDA terdiri dari:

  • Seorang facilitator/ pewawancara

–     Memastikan bagaimana sebaiknya responden ditanya

–     Menjelaskan tentang team, tujuan dan jadwal

–     Mengajukan pertanyaan

–     Membuat responden merasa nyaman

  • Seorang pencatat

–     Mencatat semua pembicaraan

–     Memastikan semua terdokumentasi dengan baik

  • Seorang observer

–     Memperhatikan jadwal

–     Merekam proses dan mengingatkan

–     Dapat membantu pewawancara bila memungkinkan

  • Latar belakang anggota team terdiri gender, umur, suku dsb yang berbeda (bila mungkin)

 

Toolbox:

  • Dialogical analysis

–     Wawancara,  diskusi,  cerita lisan, pemaparan

  • Temporal analysis

–     Riwayat, musim, pola sehari-hari

  • Spatial analysis

–     Peta, model, sket kebun/lahan

  • Systems analysis

–     Sebab dan akibat, dampak

  • Institutional analysis

–     Aturan kelembagaab, interaksi

  • Well-being analysis

–     Perbedaan sosial di dalam dan di antara kelompopk.

  • Preference analysis

–     Preferensi, persepsi

Yap.. Akhirnya berakhir juga 9 materi trainingnya saudara-saudara *lap keringat, fiuhh*..

Materi-materi ini luar biasa menurut saya, bisa jadi pedoman buat penelitian juga lhoJ.. Semoga bisa bermanfaat buat kita semua..

 

We’re the Champion ^^

 

Salam Champ(ion) ^0^

“A”

16/09/2012

7:52 PM