Refleksi Akhir Tahun with Khadijah Centre for Qur’an


Bismillahirrahmanirrahim..

Tahun baru, seperti biasanya menjadi ekstase bagi kaum muda pencinta keglamouran. Hingar bingar menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Seperti sekarang misalnya, suara petasan dan tiupan terompet di luar pondok At-Tartil terdengar begitu memekakkan telinga saya. Kontras sekali dengan apa yang kami lakukan di dalam pondok.

Ah, saya membayangkan betapa padat merayapnya kampung halaman (PelabuhanRatu, red) saya saat ini.. Pasti yang terjadi adalah macetnya jalan ke arah Citepus dan Karanghawu, tempat yang memang kerap menjadi objek wisata sekaligus tempat yang possibility tindak kemaksiatannya tinggi sekali, Mulai dari banyaknya warung remang-remang yang tidak jelas statusnya, banyaknya tempat yang dijadikan pasangan muda untuk berduaan, dan bla bla bla… hiks,, sedih bertubi-tubi,, baru bisa protes lewat “gerentes hate” saja atas fenomena periodik yang terjadi di kampung halaman tercinta ini. Berharap ada tindak tegas dari Pemerintah Daerah atas pemanfaatan objek wisata di Pelabuhan ratu sana.. Hhh,, Palabuhan Ratuku sayang, Palabuhan Ratuku malang.. Semoga ALlah membukakan hati orang-orang yang mendzolimi alam dan dirinya sendiri karena melakukan hal yang tidak dibenarkan agama.. (Udah mah melaksanakan tradisi kaum barat eh diikuti dgn kegiatan ga bener pula, masya ALlah)

okeh, intinya saya tidak ingin membahas tentang itu sih sebenarnya, hanya kata pembuka karena ingat kampung halaman  mama, lagi apa ya beliau sekarang? dengan kondisi home alone disana,,, hhmmff.. Semoga ALlah selalu menjaga nya..:)

Di tengah perasaan miris dgn fenomena akhir tahun yg dirayakan dgn *okeh, sebut saja, alay*, ada sesuatu yang membuat penghujung tahun 2011 ini istimewa bagi saya.. Pasalnya adalah saya berkesempatan untuk mengikuti “Education and Training Santri Ready to Act (SRA)”
(Pendidikan dan Pelatihan Santri Siap Amal) yang dilaksanakan oleh Khadijah Centre For Qur’an.

Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan “Education and Training Santri Ready to Act (SRA)” ini adalah :

a. Menumbuhkan kecintaan yang tinggi terhadap Al-Qur’an dalam hati muslimah.
b. Mendorong jiwa muslimah untuk siap mengamalkan isi dan kandungan Al-Qur’an.
c. Mengembangkan jiwa sosial dalam diri muslimah.
d. Mengasah kemandirian dalam pribadi muslimah.
e. Meningkatkan kreativitas muslimah dalam berbagai hal, terutama dalam mencari peluang kebaikan.
f. Terbentuknya kesiapan dalam diri muslimah untuk mengarungi kehidupan di hari esok.

Khadijah Centre for Qur’an sendiri adalah suatu komunitas bagi akhwaters yang berazzam kuat untuk menghafal Al-Qur’an sekaligus mengasah keterampilan mereka di bidang kewanitaan lainnya. Komunitas yang didirikan oleh Bunda Irma (Adik Alm. Ust Irfan Abu Hawariyyah, pendiri LTQ At-Tartil Sukabumi) ini disambut baik oleh akhwat-akhwat di Kab. Sukabumi, karena memang komunitas seperti ini masih terbilang langka di Sukabumi, kalau boleh di bilang belum ada bahkan. Nah, makanya saya dan seorang sahabat tak ragu meluncur dari Bogor ke Sukabumi untuk menghadiri acara ini.. Dan hasilnya??

ALlohuAkbar!!

Membuat jiwa ini tercambuk untuk bergegas menambah speed untuk menambah hafalan (selama ini, tingkat penambahan hafalan saya masih low speed kawan, ): )..

Content acara “Education and Training Santri Ready to Act (SRA)” ini sederhana memang.. Namun dampaknya bagi diri saya, Luar biasa sekali 🙂

Pertama-tama, acara diisi oleh Training Bagdadiyah yang disampaikan oleh Ust. Rizalul Amin dari Al-Hikmah Jakarta. Kedua, acara diisi oleh Training Motivasi dari Kang Ginting Gumelar Cht (kalau ga salah, berarti bener, beliau merupakan salah seorang peraih penghargaan motivator hipnosis termuda se-Indonesia loh), orang Sukabumi asli juga (mulai deh, rasis,he)…

Al-Baghdadiyah merupakan Metode Membaca Al-Qur’an yang diperkenalkan oleh Ulama masa lalu yang tidak terdeteksi namanya. Bagaimanapun, Semoga ALlah merahmati atas segala ilmu dan keikhlasan mereka dalam menebar pijarkan ilmu. Aamiin..

Metode Al-Baghdadiyah ini telah banyak digunakan oleh kaum muslimin dan muslimat sejak daluhu hingga sekarang. Sesuai dengan perkembangannya, maka metode ini banyak mengalami revisi.

Meskipun metode ini umumnya digunakan untuk anak-anak, Namun dalam pemaparannya, Ust. Rizal mengatakan bahwa metode Al-Baghdadiyah ini tidak hanya efektif bagi anak kecil yang belum bisa membaca Al-Qur’an, tapi juga bagi orang dewasa. Hal ini dikarenakan karena beberapa keunggulan Metode Al-Baghdadiyah dari Metode Iqra , yakni:

  1. Adanya Qiro’ah Mitsaliyah (Guru mencontohkan, murid mengikutinya)
  2. Talaqqi fardy (murid membaca, guru menyimak)
  3. Muraja’ah (Pemantapan materi dengan membaca bersama-sama Guru dan murid)

Tidak hanya itu, saya juga mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana memanajemen kelas agar berjalan efektif. Kuncinya, jangan terlalu banyak instruksi. Karena, inga.. inga.. yang kita hadapi adalah anak-anak, dan yang namanya anak-anak ketika dihadapkan pada banyak instruksi mereka pasti akan *sing* : Jenuh !!

Nah, biar tidak terjadi seperti itu, maka usahakan instruksi yang padat berisi, gunakan tips and trik bagaimana memahapi psikologi anak, dan adakan asas reward and konsekwensi. Ingat! KonSekwensi.. bukan Punishment..

Selama ini, metode pengajaran banyak yang mengandalkan metode punishment terhadap anak. Misalnya “Ayo, kalo ga bisa dihukum ya..”, “Kalo ga nurut di hukum ya..”, “Ko ga ngerjain tugas sih? dihukum ya..” dan sebagainya, dan sebagainya…

maka, jadilah anak ogah-ogahan untuk mengaji, padahal, jika kita bisa mendapatkan hati anak saat pertemuan pertama, anak sudah pasti akan mengikuti pelajaran sampai pertemuan selanjutnya.. Jadi, dibutuhkan ketelatenan dan kreatifitas pengajar sebetulnya..

Daan,, satu lagi yang paling penting.. Jangan terpaku pada kesalahan anak.. Biasanya, pengajar fokus pada kesalahan yang anak lakukan.. Udah mah anak salah, disalahkan pula. Ini juga akan membuat motivasi anak down, terlebih lagi jika pengajar hanya terus memusatkan perhatian pada anak yang salah, maka anak yang bagus bacaannya dan yang baik pemahamannya akan ngoyo karena merasa tidak diperhatikan.. Maka alih-alih mengatakan “Lho, kamu bacaannya salah, bukan gitu..” atau “kamu bacanya salah terus, makanya perhatikan dong”, lebih baik para pengajar coba mengatakan hal yang lebih positif dan menunjukkan apresiatif, misalnya ” Subhanalloh, bacaannya bagus sekali, tapi masih ada yang perlu diperbaiki sedikiiit lagi” atau “Wah, bacanya hari ini kompak sekali, hebat nih..” atau kata-kata positif lain yang bisa membangun semangat anak..

Hal ini harus menjadi perhatian intens karena ternyata, anak ketika belajar lebih banyak mendapat cacian daripada pujian (ini menurut penelitian loh ya). Tak heran kalau banyak anak yang kurang PD, minderan, dsb.. Oleh karenanya, cobalah apresiasi usaha anak sekecil apapun. Meskipun ada yang harus dikoreksi, maka mulai dengan pujian dahulu..

Nah, selebihnya semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca.. Tinggal di aplikasikan..

Training Motivasi dari kang Ginting lebih mengarah kepada bagaimana kita dapat mengoptimalkan fungsi otak kita untuk mengingat sesuatu. Bagaimana kita dapat memberikan kebermanfaatan dan kebergunaan kita terhadap orang lain.. Mungkin dibahas lain kali aja ya (lima watt ni mata,he)

Pokonya, refleksi akhir tahun ini, saya harus menjadi muslimah yang lebih baik di 2012.. Mampu melampaui target hafalan, menjadi Penjaga yang lebih baik dan Itqan serta mampu melampaui goal-goal di tahun 2012..

terakhir, jadi teringat hadits yang berbunyi :

Siapa yang membaca Al-qur’an dan berusaha mengamalkannya, maka kelak di hari kiamat kedua orang tuanya akan diberi mahkota yang bersinar lebih baik daripada sinar matahari di dunia. bagaimana menurutmu tentang orang yang mampu melaksanakan hal ini? (H.R Abu Dawud)

Ah, ya sekarang sudah jam 12. 3o WIB,

1 Januari 2012,

dan rasanya biasa aja tuh (tanpa harus hingar bingar dan kawan-kawannya itu) kecuali semangat yang terpompa dan rasa syukur pada Sang Pemilik Mayapada atas Nikmat Hidup ini..

Alhamdulillah..

😀

Yang Sulit itu…


Dalam perjalanannya, sesuatu yang sulit itu pasti indah dan berharga….
Seperti syurga, seperti penantian dalam keterjagaan, seperti pula dakwah..
karena dakwah, sekali lagi, akan meminta segalanya darimu.. perjuangan terjal memang..

Tapi di dalamnya, ada ukhuwah, cinta dan do’a.. Ah, manis sekali.. Semanis kalam ALloh yang berbunyi: “IntanshuruLloha wa yanshurukum wa yu tsabbit aqdamakum”(Q.S Muhammad:7)

‘Ala kulli hal, tiada istirahat kecuali syurga…

Wa’aiddu..

_Bersiapsiaga untuk amanah dakwah selanjutnya_

Gambaru ^_^